Jakarta, temposatu.com – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, Senin (8/9). Pergantian ini menjadi sorotan publik setelah gelombang protes besar terkait tunjangan DPR yang menimbulkan keresahan nasional.
Sri Mulyani diberhentikan dari jabatannya di tengah demonstrasi yang sempat berujung ricuh, bahkan merusak rumah pribadinya. Sebagai langkah meredam ketegangan, Presiden mencabut kebijakan tunjangan DPR dan melakukan reshuffle kabinet, termasuk mengganti Menkeu.
Profil Singkat Purbaya Yudhi Sadewa
Purbaya lahir di Bogor pada 7 Juli 1964. Ia menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan melanjutkan studi doktoral di Purdue University, Amerika Serikat.
Kariernya cukup panjang di bidang ekonomi. Sejak 2020, ia menjabat sebagai Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sebelumnya, ia juga dikenal sebagai ekonom dan pernah memimpin Danareksa Securities.
Dalam konferensi pers usai pelantikan, Purbaya menyebut target pertumbuhan ekonomi 8% bukanlah sesuatu yang mustahil. Ia berjanji akan mendorong stimulus ekonomi melalui kerja sama erat antara pemerintah dan sektor swasta.
Reaksi Pasar dan Tantangan
Pengumuman pergantian Menkeu langsung berdampak pada pasar keuangan. IHSG melemah sekitar 1,3 persen, sementara rupiah justru menguat hingga 0,7 persen terhadap dolar AS, mencatat lonjakan intraday terbesar dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, sejumlah analis mengingatkan adanya risiko terhadap disiplin fiskal yang selama ini menjadi ciri kepemimpinan Sri Mulyani. Kekhawatiran juga muncul soal kemungkinan pelonggaran kebijakan fiskal serta intervensi pemerintah terhadap Bank Indonesia untuk membiayai program prioritas seperti pertahanan dan makan bergizi gratis.
Harapan Publik
Publik kini menanti arah kebijakan fiskal di bawah Purbaya. Mampukah ia menjaga stabilitas ekonomi sekaligus meredam gejolak politik yang tengah berlangsung
Yang jelas, tantangan berat menanti: menyeimbangkan kebutuhan stimulus ekonomi, menjaga kepercayaan pasar, dan tetap memastikan disiplin anggaran di tengah tekanan politik yang semakin kuat. (Red)