Manado, temposatu.com – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Boltara) melalui Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan daerah (Bappelitbangda) menggelar kegiatan Coaching Clinic Pengukuran Indeks Inovasi Daerah Tahun 2025 bertempat di Hotel Quality, Manado, Selasa (29/7/2025).
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Kementerian Dalam Negeri, Jerry Walo, beserta Tim Verifikasi Indeks Inovasi Daerah. Peserta kegiatan terdiri dari pengelola inovasi pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), serta perwakilan desa.
Dalam sambutan Bupati Boltara yang dibacakan oleh Kepala Bappelitbang, Aroman Talibo, ditegaskan bahwa pengukuran indeks inovasi merupakan bagian dari amanat konstitusi dan regulasi dalam mendorong peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
“Undang-Undang Pemerintahan Daerah melalui Pasal 386 menegaskan bahwa kepala daerah dapat melakukan inovasi dalam rangka peningkatan kinerja, yang kemudian dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri,” ujar Aroman.
Ia juga menjelaskan, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah dan Permendagri Nomor 104 Tahun 2018, pemerintah pusat melalui Kemendagri melakukan penilaian terhadap capaian inovasi daerah dan memberikan penghargaan maupun insentif berupa Dana Insentif Fiskal bagi daerah berprestasi.
Sejak tahun 2021, Kabupaten Boltara secara aktif mengikuti pengukuran Indeks Inovasi Daerah. Pada tahun tersebut, Boltara berhasil masuk dalam 5 besar daerah inovatif kategori daerah perbatasan dengan nilai indeks 53,44. Meski sempat mengalami penurunan pada tahun 2022 ke angka 43,75, Boltara kembali bangkit di tahun 2023 dengan capaian 48,76 dan menjadi peringkat kedua terbaik di Provinsi Sulawesi Utara.
Puncaknya, pada tahun 2024 Boltara mencatatkan peningkatan signifikan dengan nilai indeks mencapai 60,00 dan dinobatkan sebagai daerah terbaik di Sulawesi Utara, sekaligus masuk dalam 4 besar nasional untuk kategori daerah perbatasan terinovatif.
“Dengan capaian tahun lalu, saya optimis dan berharap tahun 2025 ini kita mampu mempertahankan bahkan meningkatkan nilai indeks, serta kembali masuk nominasi nasional,” tambahnya.
Pada tahun 2025 ini, Boltara mencatat 19 inovasi daerah yang akan diikutsertakan dalam penilaian, berasal dari 9 OPD, 2 rumah sakit, dan 1 desa. Jumlah ini meningkat signifikan dari tahun 2024 yang hanya melibatkan 11 inovasi.
Namun, Aroman juga mengingatkan bahwa jumlah tersebut masih tergolong minim, mengingat jumlah total OPD di lingkup Pemkab Boltara mencapai 43 instansi.
“Inovasi bukanlah kewajiban, tetapi sebuah keharusan untuk mendorong efisiensi, efektivitas, dan kinerja pelayanan publik. Oleh karena itu, saya instruksikan mulai hari ini, setiap OPD wajib memiliki minimal satu inovasi,” tegasnya.
Mengakhiri sambutan, Aroman mengutip pesan bijak dari Benjamin Franklin: “Dengan gagal dalam persiapan, maka kamu bersiap-siaplah untuk gagal.” Ia mengajak seluruh perangkat daerah untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin demi suksesnya pengukuran dan penilaian Indeks Inovasi Daerah sebagai tolak ukur keberhasilan dalam mewujudkan pemerintahan yang inovatif dan responsif.
(Angki)